Adil Sejak dalam Pikiran: Resensi Buku Bumi Manusia
Review oleh Rekhanatul Imbadiyah

Siapa sangka buku yang mulanya kubaca secara tidak sengaja, justru malah berhasil bikin jatuh cinta.
Buku ini direkomendasikan oleh seorang teman saat aku duduk di bangku Madrasah Aliyah. Waktu itu, kutemukan dia di bangku belakang sambil menangis. “Baru membaca buku bagus,” akunya. Dari situlah aku mulai penasaran.
Bumi Manusia merupakan sebuah novel sejarah berlatar tahun 1898-1918 era Kolonialisme Belanda yang ditulis oleh seorang sastrawan legendaris Indonesia Pramoedya Ananta Toer.
Di sini, Pram menggambarkan perjuangan dan perlawanan bangsa Indonesia bukan secara fisik melainkan secara psikologis. Hal itu tergambar dari pergolakan bathin tokoh utamanya Minke.
Minke merupakan seorang Pribumi. Dia adalah keturunan Priyayi Jawa yang dibenturkan dengan pendikan modern.
Minke menjelma menjadi sosok yang berbeda dari sebagsanya kala itu. Lebih suka mencatat dan menulis untuk mengutarakan pikriannya. Dia juga sering menerbitkan tulisannya dalam koran Belanda dengan Nama Max Tollenar terinspirasi dari Max Havelaar.
Perjalanan Minke untuk melawan kesewenang-wenangan, kolonialisme dan keinginan untuk merdeka ini dibungkus dalam garis besar cerita romansa antara dirinya dan Annelis Mellema.
Annelis merupakan gadis cantik keturunan Eropa anak dari seorang Nyai Ontosoroh.
Sang Nyai ini tak ubahnya jadi sosok ‘anomali’ buat Minke. Dia mengagumkan. Sebagai pribumi terlebih seorang Nyai. Ibu Anellis ini berdiri tegak seperti perempuan eropa, mandiri, berpengathuan luas dan pandai mengutarakan pendapatnya dalam bahasa belanda. Hal tersebut tentu berbeda dari umumnya pribadi wanita pribumi kala itu. Hal ini sedikit banyak mengubah bagaimana cara dia memandang manusia dan peradaban.
Buku ini juga dibumbui plottwist, ini merupakan serial pertama dari empat buku Tetralogi Buru karya Pram.
Salah satu yang kusuka dari novel ini karena bahasanya yang begitu indah. Meskipun jadi cukup sukar dipahami, namun hal tersebut tak jadi masalah karena rasanya nyaman di baca.
Pramoedya bisa membangun karakter yang kuat dan kompleks beserta permasalahan hidupnya. Banyak sekali pembelajaran yang bisa “menggugah rasa” bagi para pembacanya.
Tak heran novel ini menerima banyak penghargaan sastra di seluruh dunia dan sudah diterjemahkan lebih dari 40 bahasa di dunia.
“Cinta itu Indah, begitu juga dengan kebinasaan yang mungkin membuntutinya”
“Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan”
“Kita sudah melawan, Nyo. Sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya”
Bumi Manusia
- Judul Buku: Bumi Manusia
- Pengarang: Pramoedya Ananta Toer
- Genre: Novel dan Fiksi Sejarah
- Jumlah Halaman: 535
- Penerbit: Hasta Mitra
- Terbitan Pertama: 25 Agustus 1980