Mega Kolaborasi : Melangitkan Visi Pelajar Tulungagung sebagai Pembelajar Sejati, Hadirkan Sabrang “Noe” Letto

Tulungagung, pcipnu-ippnutulungagung.or.id – Pimpinan Cabang (PC) IPNU IPPNU Tulungagung turut serta memeriahkan serangkaian acara Pasar Rakyat Festival Santri Tulungagung dalam rangka Peringatan Hari Santri Nasional dan menyambut Hari Jadi Ke-817 Tulungagung. Tidak tanggung-tanggung, PC IPNU IPPNU Tulungagung menghadirkan Sabrang Mowo Damar Panuluh atau lebih dikenal sebagai Noe Letto dalam acara Festival Pelajar yang dikemas dengan Brainstorming Pelajar dan IPNU IPPNU se-Kabupaten Tulungagung pada malam Ahad (12/11/2022). Selain sebagai vokalis dan keyboardis band Letto yang karya-karyanya sampai saat ini masih tetap enak dinikmati, Noe Letto juga aktif sebagai pengamat pendidikan maupun kepemudaan.
Festival pelajar yang bertempat di Gelanggang Olahraga (GOR) Lembu Peteng Tulungagung ini mengangkat tema luar biasa yaitu “Break the Sound of the Wind” yang bermakna aktualisasi diri dari seorang pelajar untuk bertansformasi memecahkan masalah yang ada dan bisa memposisikan diri sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, PC IPNU IPPNU Tulungagung menghadirkan Noe Letto sebagai pembicara yang relevan dengan tujuan tersebut. Selain itu Noe Letto memang banyak digandrungi oleh pelajar di Tulungagung. “Harapan kami dengan digelarnya acara ini, kami dapat berdiskusi, mengatur strategi bagaimana sebenarnya baiknya peran pelajar, posisi apa yang dapat dimainkan oleh seorang pelajar di masa sekarang dan yang akan datang,” pungkas rekanita Bilqis, ketua PC IPPNU Tulungagung.
Acara yang dimulai ba’da Isya ini dibuka dengan pentas seni dari para pelajar di masing-masing kecamatan seperti Kecamatan Kauman menampilkan akustik, Kecamatan Kedungwaru menampilkan tari tradisional, Kecamatan Pakel, Rejotangan, Tanggunggunung, Ngunut dan Gondang menampilkan karaoke serta penampilan gambus dari Kecamatan Sumbergempol. Kemudian dilanjutkan acara inti yaitu Brainstorm Pelajar bareng Noe Letto. “Kita semua merasa tahu, tapi sebenarnya tidak tahu, paling berbahaya dari manusia adalah orang setengah tahu, merasa tahu padahal nyatanya nggak bener-bener banget,” tutur Noe. Sebagai penutup brainstorm “Hidup adalah mengubah potensi menjadi aktualisasi, hidup adalah mengubah potensi menjadi aktualisasi, nggak usah menunggu cahaya datang dari langit, nggak usah nunggu Satrio Piningit, ini Nabi Ibrahim jadi presiden yo mumet ngurusi (juga pusing mengurusi) Indonesia, cahaya itu datang dari kalian semua,” imbuhnya. Lantunan lagu karya band Letto “ Sebelum Cahaya” yang dinyanyikan bersama-sama sebagai penutup dari acara ini.
Supported by: Tim Lempers & Kominfo
Reporter: Gigih
Editor: Zida Amalia
Pewarta: Zida Amalia