Adab Lebih Utama Daripada Ilmu, Ini 8 Adab yang Harus Dimiliki Seorang Pelajar

pcipnu-ippnutulungagung – Ilmu lebih utama dari adab. Memiliki adab yang baik menjadi hal yang diutamakan dalam ajaran agama Islam. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bahwasanya beliau diutus ke bumi guna menyempurnakan akhlak umat manusia.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah SWT. (QS Al-Ahzab:21

Sebagai pelajar yang lekat dengan kegiatan menuntut ilmu. Maka memperhatikan adab kita sebagai seorang yang memnuntut ilmu baiknya selalu kita perhatikan.

Berikut PC IPNU IPPNU Tulungagung merangkum 8 adab yang sebaiknya dimiliki oleh seorang pelajar:

1. Membersihkan hati

Ilmu itu ibarat cahaya, maka sebelum mencari ilmu hendaknya membersihkan hati dari penyakit dan kotoran. Penyakit hati dapat mencegah masuknya ilmu seperti dendam, iri, dengki, keyakinan yang menyimpang, dan berbagai hal tercela lainnya. 

2. Niat Baik

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad dalam haditsnya, “sesungguhnya semua amal tergantung pada niatnya”. Maka sebelum mencari ilmu kita niatkan dengan baik, salah satunya untuk meraih ridho Allah.

Hal ini selaras denga napa yang disampaikan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari memberikan beberapa kriteria niat yang hendaknya ditancapkan dalam hati seorang pelajar, yaitu meraih ridha Allah swt, mengamalkan ilmu dalam kehidupan, menghidupkan dan melestarikan syariat, menerangi dan menghiasi hati, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.

3. Qona’ah

Menerima dan rela denga napa yang dimiliki membuat kita senantiasa merasa cukup. Tak perlu bermewah-mewahan, memakai pakaian yang sederhana dan pantas. Makan dan minum yang tidak berlebihan mencerminkan kesederhanaan.

Sebagaimana yang disampaikan KH Hasyim Asy’ari, menekankan para pelajar agar memilih kesederhanaan dan menghindari segala kemewahan dan kegelamoran hidup selama menempuh jalan ilmu.

Dengan bersabar atas kehidupan yang sederhana, pelajar dapat memperoleh luasnya ilmu, bisa menyatukan sendi-sendi cita-cita hati yang terurai serta memancarkan sumber-sumber pengetahuan.  

4. Tidak menunda-nunda belajar

Saat masih berada dalam masa muda, hendaknya menuntut ilmu tidak ditunda. Jangan sampai terlena oleh nafsu dan menangguhkan masa belajar.

Sebab saat masih muda, diri masih memasuki masa optimal dan belum banyak tanggung jawab sehingga kesempatan menuntut ilmu masih terbuka lebar. Jangan sampai masa muda terlewat untuk hal-hal yang tidak berfaedah. Hal ini juga selaras dengan pepatah arab mengatakan, Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu.

5. Membagi dan memanfaatkan waktu belajar secara efektif.

Waktu adalah berharga yang tak bisa tergantikan. Jika menginginkan eberhasilan, seorang pelajar alangkah baiknya menghargai waktunya untuk menuntut ilmu.

KH Hasyim Asy’ari memberi manajemen yang baik terkait waktu belajar. Waktu yang paling baik untuk menghafal pelajaran adalah waktu sahur, membahas materi pelajaran adalah pagi hari, menulis pelajaran adalah siang hari, dan muthola’ah atau mengkaji ulang pelajaran adalah malam hari. Sedangkan tempat yang ideal untuk menghafalkan adalah di kamar-kamar dan setiap tempat yang jauh dari kebisingan. 

6. Makan dan minum secukupnya.

Menyedikitkan makan dan minum, memiliki manfaat yang baik. Saat terlalu berlebihan dan kekenyangan bisa berakibat pada malas beribadah. Hal ini juga bisa mempengaruhi semangat untuk menuntut ilmu.

7. Bersifat wira’i (menjaga diri dari haram dan syubhat) dan berhati-hati dalam segala hal.

Hendaknya pelajar berpegang teguh dengan sifat wira’i dan berhati-hati dalam seluruh urusannya, berhati-hati dalam mengambil perkara halal dalam makanan, minuman, pakaian, tempat dan seluruh kebutuhan hidupnya. Hal tersebut dilakukan agar hati pelajar tercerahkan dan mudah menerima ilmu.

8. Meninggalkan pergaulan negatif.

Pergaulan yang baik berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Saat kita memiliki teman yang semangat dalam belajar maka akan mendorong kita untuk termotivasi.

KH Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa hal paling penting yang seyogianya dilakukan seorang pelajar adalah menjauhi pergaulan negatif, apalagi dengan lawan jenis bukan mahram terutama orang-orang yang mayoritas waktunya hanya dialokasikan untuk bermain dan minim berfikir.

Penulis: Rekhanatul Imbadiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *