Lestarikan Budaya Leluhur Melalui Diklat Perjanuran

Ahad (21/03/2021), Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sumbergempol Kabupaten Tulungagung sudah mengadakan diklat perjanuran.  Kata “perjanuran” merupakan singkatan dari ngudar janur dan ujungan. Dalam bahasa Indonesia, ngudar berarti melepas. Sementara itu, janur adalah daun kelapa yang masih kuncup berwarna kuning dan ujungan adalah daun pisang.

Firdaus selaku CO. Departemen Olahraga Seni dan Budaya (Olsebud) menjelaskan, dalam diklat tersebut para peserta belajar membuat kembar mayang, kupat, takir plontang, geneman dan lain-lain yang bahan dasarnya adalah janur dan ujungan.

Diklat yang dilaksanakan di aula MWC NU Sumbergempol itu mengangkat tema “untuk mempertahankan dan melestarikan budaya jawa di era milenial“. Lanjut Firdaus, tujuan dari kegiatan tersebut sesuai dengan tema yang diangkat.

“Kegiatan ini adalah untuk menggali keterampilan pelajar IPNU IPPNU dalam memahami, mempelajari bagaimana cara membuat kembar mayang, kupat, takir plontang dan lain-lain yang semuanya terbuat dari daun,” katanya.

Ansorul Umam ketua PAC IPNU Sumbergempol menanggapi positif kegiatan tersebut. Melalui kegiatan ini, para peserta dapat memahami bahwa tradisi semacam ini bukanlah termasuk kejawen yang terkadang dianggap syirik, tetapi justru sebaliknya, mengandung makna yang dalam.

“Sebagai kaum muda Jawa, kita harus njawani, mengerti tradisi dan budaya sendiri. Selain itu, kita sebagai pelajar juga meneruskan tradisi dan budaya luhur ini. Selanjutnya, agar kita bisa bersosial dengan ikut membuatnya bersama masyarakat,” tegas pelajar yang akrab disapa Aan itu.

Proses kegiatannya, Firdaus melanjutkan, yang pertama adalah penjabaran tentang filosofi janur, kembar mayang dan semua isi dari kembar mayang tersebut. Kemudian untuk peserta yang IPNU, dilanjutkan dengan praktek cara membuat isi kembar mayang dan cara merangkainya. Sementara untuk peserta yang IPPNU adalah praktek membuat buntelan (kupat, takir plontang, geneman) yg terbuat dari janur dan ujungan daun pisang.

Diklat yang diinisiasi oleh Departemen Olsebud PAC IPNU IPPNU Sumbergempol tersebut diikuti oleh pengurus PAC IPNU IPPNU Sumbergempol dan delegasi tiap Pimpinan Ranting se-Kecamatan Sumbergempol dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Sementara itu, pemateri pembuatan kembar mayang untuk yang IPNU adalah Bapak Heru, Bapak Yurob dan Bapak Ndiro; pemateri pembuatan buntelan untuk yang IPPNU adalah Ibu Mufatiroh dan Ibu Yuli.

Kontributor: Zulfa Djulfikri

2 thoughts on “Lestarikan Budaya Leluhur Melalui Diklat Perjanuran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *