
Penuh dengan aksi, pelaporan, aksi, pelaporan. Dulu, masih ingat betul, bagaimana berita pembunuhan, pencurian, bahkan asusila masih sering muncul. Dengan komposisi berita yang beragam, membuat daya tarik untuk melihat berita TV semakin meningkat.
Entah kenapa sekarang monoton pada bab Agama. Dulu masih ingat betul, masih banyak dijumpai berita bencana alam, sekolah yang rusak, dan sebagainya. Chanel yang itu dengan yang lainnya sama. Kalau kata seseorang dalam status FBnya “Apa yg diberitakan oleh media dulu bikin aku semakin simpati sama orang-orang diluar sana dan bikin aku bersyukur, aku hidup diantara orang-orang yang tak pernah kunjung habis cintanya untukku.”
Ah, sudahlah. Entah bagaimana kok jadi begini. Menginformasikan wacana atau memaksakan wacana, menyampaikan opini atau memaksakan opini, menyampaikan fakta atau mempermainkan data, menyalurkan edukasi atau bahkan merusak karakter negeri.
Abaikan, abaikan tulisan ini. Semakin kau membacanya, aku jadi takut. Karena sedang musimnya pelaporan karena penistaan. Si A melaporkan si B, si B melaporkan si A, si C juga ikut ngelaporin Si A, si D ngelaporin si B, ayo ayo mana si E F G H I J K dan lainnya segera aja main lapor-laporan. Biar segera kelar, agar ganti suasana, dan berita TV lebih proporsional lagi (walaupun nihil kayaknya).*
*Iqbal Habibi, Pemandu JAMAK PC IPNU IPPNU Tulungagung